MAKALAH KIMIA ORGANIK DASAR
ALKENA
KELOMPOK II
HARFIANTI
AMIRUDDIN H311 12 004
MARETRIN H311 12 005
ULFA MULIA KAWAROE H311 12 006
UNIT PELAKSANA TEKNIS MATA KULIAH
UMUM
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
BAB
I
PENDAHULUAN
1.
Latar belakang
Alkena merupakan suatu senyawa hidrokarbon yang
memiliki satu atau lebih ikatan rangkap dua atom karbon. Alkana mempunyai
ikatan sigma dan ikatan pi antara dua
atom karbon yang berhadapan. Alkena
sering disebut juga olefin dan
dikatakan hidrokarbon tidak jenuh karena tidak mempunyai jumlah maksimum atom
yang dapat di tampung oleh tiap atom karbon.
Ikatan rangkap karbon-karbon merupakan gugus
fungsional yang banyak terdapat dalam produk-produk alam dan pada umumnya ikatan
rangkap ini akan bergabung dengan gugus fungsional yang lain. Selain itu alkena
juga banyak ditemukan dalam
komponen-komponen minyak bumi.
Alkena mempunyai sifat non polar , larut dalam air sebab mempunyai ikatan pi, dan mudah larut dalam lemak dan minyak.
Alkena dapat dibuat melalui berbagai reaksi senyawa-senyawa seperti reaksi
alkil halida, dehalogenasi vicinil dihalida, reaksi wittig (reaksi dengan ilid
phosponium), dehidrasi alkohol, dan hidrogenasi alkuna.
2.
Rumusan
Masalah
-
Apa pengertian Alkena dan bagaimana contoh reaksinya?
-
Bagaimana sifat-sifat fisika dari Alkena?
-
Apa saja jenis-jenis reaksi yang ada pada Alkena?
3.
Tujuan
-
Untuk mengetahui pengertian dari Alkena
-
Untuk mengetahui sifat-sifat fisika Alkena
-
Untuk mengetahui dan memahami jenis-jenis reaksi yang ada
pada Alkena
BAB II
ISI
1.
Pengertian Alkena
Alkena
ialah suatu hidrokarbon yang mengandung
suatu ikatan rangkap dua antara dua atom C yang berurutan. Kadang-kadang alkena
disebut olefin, dari kata olefiant gas (gas yang membentuk minyak), suatu nama
lain untuk etilena
. Alkena
disebut juga hidrokarbon tidak jenuh karena tidak mempunyai jumlah maksimum
atom yang datap ditampung oleh setiap atom karbon. Alkena mempunyai ikatan
sigma dan ikatan phi antara dua atom karbon yang berhadapan. Ikatan rangkap karbon-karbon merupakan gugus
fungsional yang banyak terdapat dalam produk-produk alam dan pada umumnya
ikatan rangkap ini akan bergabung dengan gugus fungsional yang lain. Selain itu
alkena juga banyak ditemukan dalam komponen-komponen minyak bumi.
Dalam
sistem IUPAC, rantai
lurus alkena diberi nama sesuai dengan alkana dengan mengganti akhiran –ana
menjadi –ena.
Etana propena
Isomer
dalam Alkena:
1)
Isomer Bangun
Semua alkena yang memiliki 4 atau lebih
atom karbon memiliki isomeri bangun. Ini berarti bahwa ada dua atau lebih rumus
bangun yang bisa dibuat untuk masing-masing rumus molekul.
Sebagai contoh, untuk C4H8,
tidak terlalu sulit untuk menggambarkan ketiga isomer bangunnya, sebagaimana
ditunjukkan oleh gambar berikut:
2)
Isomeri Geometris (cis-trans)
Ikatan karbon-karbon rangkap (C=C) tidak
memungkinkan adanyarotasi dalam struktur. Ini berarti bahwa gugus-gugus CH3
pada kedua ujung molekul bisa dikunci pada posisinya baik pada salah satu sisi
molekul atau pada dua sisi yang berlawanan.
Apabila gugus-gugus berada pada satu
sisi disebut sebagai cis2-butena dan apabila gugus-gugus berada pada dua sisi
yang berlawanan disebut trans2-butena.
2.
SIFAT
ALKENA
·
Sifat-sifat
fisik alkena
1. Titik Didih
Masing-masing
alkena memiliki titik didih yang sedikit lebih rendah dibanding titik didih
alkana yang sama jumlah atom karbonnya. Etena, propena dan butena berwujud gas
pada suhu kamar, selainnya adalah cairan.
·
C1 sampai C4 pada suhu
kamar berbentuk gas
·
C5 ke atas pada suhu kamar berbentuk
cair
Satu-satunya
gaya tarik yang terlibat dalam ikatan alkena adalah gaya dispersi Van der
Waals, dan gaya-gaya ini tergantung pada bentuk molekul dan jumlah elektron
yang dikandungnya. Gaya Van der Waals adalah gaya antar molekul pada senyawa
kovelen. Untuk gaya Van der Waals pada alkena yang bersifat non-polar disebut
gala London (dipil sesaat). Makin besar Mr senyawa alkena, gaya Van del Waals
makin kuat, sehingga titik didih (TD) makin tinggi. Masing-masing
alkena memiliki 2 lebih sedikit elektron dibanding alkana yang sama jumlah atom
karbonnya.
2.
Kelarutan
Alkena
hampir tidak dapat larut dalam air, tapi larut dalam pelarut-pelarut organik,
seperti lemak dan minyak.
·
Kereaktifan
Kimiawi
1.
Ikatan dalam
alkena
Sifat-sifat
ikatan kimia dalam senyawa etena yang mengandung ikatan karbon rangkap dua (C=C)
berlaku pada ikatan C=C dalam alkena yang lebih kompleks.
Etena digambarkan sebagai berikut:
Ikatan
rangkap antara atom karbon adalah dua pasang elektron bersama. Salah satu dari
pasangan elektron dipegang pada sebuah garis lurus antara dua inti karbon, tapi
pasangan lainnya dipegang dalam sebuah orbital molekul di atas dan di bawah
bidang molekul. Orbital molekul adalah sebuah ruang dalam molekul dimana
terdapat kemungkinan besar untuk menemukan sepasang elektron tertentu.

Pada gambar di atas, garis antara kedua atom karbon menunjukkan sebuah
ikatan normal - pasangan elektron bersama terletak dalam sebuah orbital molekul
pada garis antara dua inti. Ikatan ini disebut ikatan sigma. Pasangan elektron yang lain ditemukan di
suatu tempat dalam bagian berarsir di atas atau di bawah bidang molekul. Ikatan
ini disebut ikatan pi. Elektron-elektron dalam ikatan pi bebas berpindah kemanapun
dalam daerah berarsir ini dan bisa berpindah bebas dari belahan yang satu ke
belahan yang lain. Elektron pi tidak
sepenuhnya dikendalikan oleh inti karbon seperti pada elektron dalam ikatan
sigma, dan karena elektron pi terletak di atas dan di bawah daerah kosong dari
molekul, maka elektron-elektron ini relatif terbuka untuk diserang oleh
partikel lain.
2.
Pembuatan Alkena
a. Reaksi
Alkil Halida
Reaksi ini merupakan reaksi E2 (reaksi
biomolekuler). Reaksi eliminasi terhadap alkyl halide dengan memanaskan alkil
halida dengan KOH atau NaOCH2CH3 dalam etanol.
b. Dehalogenasi
Vicinil dihalida
Vicinal dihalida adalah suatu alkyl
halide yang mempunyai 2 atom halogen yang terikat pada molekul atom karbon yang
berbatasan. Reaksi ini juga merupakan reaksi bimolekuler (E2) antara
alkyl halide sekunder dalam basa kuat.
c. Reaksi
dengan ilid phosponium (reaksi wittig)
Alkena dapat disintesis dari aldehid
atau keton menggunakan ilid phosponium. IlId adalah golongan senyawa
karbanionid dimana muatan negative (-) dimantapkan oleh sebuah heteroatom yang
berdampingan dan bermuatan (+). Mekanisme reaksi ini adalah:
v Substitusi
nukleofilik (SN2) dari alkyl halide dengan phospin tersier seperti
tripenilpospin (nuklepfil kuat, suatu basa lemah).
v Perlakuan
dengan basa kuat seperti n-butillitium (CH3CH2CH2CH2Li),
yaitu suatu reaksi dimana produk antara dari posponium mengeliminasi proton
dari ilid Metil halida, alkil halida primer, alkyl halide sekunder dapat
digunakan dalam reaksi wittig ini.
d. Dehidrasi
alkohol
Alkena dapat diperoleh dari dehidrasi
alcohol, yaitu suatu reaksi penghilangan air. Alcohol primer, sekunder, maupun
tersier dapat dilakukan dehidrasi sehingga menghasilkan alkena. Dihidrasi silakukan
dengan adanya asam sulfat maupun asam kuat lainnya. Dehidrasi alcohol sekunder
dan alcohol tersier mengikuti reaksi E1
3.
Reaksi-Reaksi Pada Alkena
a. Reaksi
adisi
Reaksi-reaksi
penting yang terjadi semuanya berpusat di sekitar ikatan rangkap. Biasanya,
ikatan pi terputus dan elektron-elektron dari ikatan ini digunakan untuk
menggabungkan dua atom karbon dengan yang lainnya. Alkena mengalami reaksi
adisi.
Sebagai
contoh, dengan menggunakan sebua molekul umum X-Y
Elektron-elektron
yang agak terekspos dalam ikatan pi akan terbuka bagi serangan sesuatu yang
membawa muatan positif. Elektron ini disebut sebagai elektrofil.
Beberapa jenis reaksi adisi yaitu:
·
Adisi hidrogen dan Halogen ( Hidrogenasi and
Halogenasi )
Ikatan pi
dari alkena akan terpecah dari masing-masing pasangan elektonnya akan membentuk
ikatan sigma yang baru (atom karbon sp2 akan terhibridisasi
membentuk atom karbon sp3).
Hidrogenasi alkena dengna katalis akan menghasilkan alakana
Reaksi Hidrogenasi adalah sebagai berikut:
CH
3CH = CH
2 + H
2
CH
3CH
2CH
3
Halogenasi alkena akan menghasilkann dihaloalkana
Reaksi
Halogenasi adalah sebagai berikut:
Penambahan brom
pada senyawa berikatan rangkap dilakukan sebgai salah satu identifikasi adanya
ikatan rangkap. Reaksi dilakukan dengan menggunakan larutan bromin pada CCl4.
Adanya ikatan rangkap ditujukkan dengan hilangnya warna coklat dari brom.
Proses reaksinya
adalah sebagai berikut:
·
Adisi Halida Hidrogen (Hidrohalegenasi)
Hidrogen halida akan ditambahkan pada ikatan pi alkena
membentuk alkil halida. Reaksi ini merupakan adisi elektrofilik.
Reaksi Adisi Halida Hidrogen adalah sebagai berikut:
CH2
= CH2 + HX
→ CH3CH2X
Jika suatu alkena adalah alken asimetris (gugus terikat pada
dua karbon sp3 yang berbeda), maka kemungkinan akan terbentuk 2
produk yang berbeda dengan adanya adisi HX.
Hasil
reaksi di atas yang tepat adalah 2-kloropropana karena sesuai dengan aturan
Markovnikov yang berlaku pada reaksi alkena tak simetris. Markonikov
mengemukakan suatu teori untuk mengetahui pada rantai karbon yang mana atom H
akan terikat. Menurut Markonikov, dalam adisi HX pada alkena asimetris, H+
dari HX akan menyerang ikatan rangkap karbon yang mempunyai jumlah atom H
terbanyak. Adisi asam halogen dapat mengikuti aturan Markonikov apabila berada
dalam kondisi tanpa adanya peroksida dan berlangsung.
·
Hidrobrominasi Alkena
Adisi hidrogen halida menggunakan HBr
dan adanya peroksida (ROOR) disebut hidrobrominasi dan adisi yang terjadi
adalah adisi anti Markonikov. Hal ini disebabkan oleh terbentuknya radiakl Br+
dari HBr. Ion Br+ ini akan menyerang ikatan rangkap atom karbon yang
mempunyai jumlah atom H terbanyak dan membentuk radikal bebas yang stabil.
Reaksi
hidrobrominasi adalah sebagai berikut:
Mekanisme
reaksinya adalah sebagai berikut:
1.

2.

3.
4.


·
Adisi H2SO4 dan H2O
Adisi asam sulfat pada alkena akan
menghasilkan alkil hidrogen sulfat, yang selanjutnya akan digunakan dalam
sintesis alkohol atau eter
Pada
larutan asam kuat (seperti larutan asam sulfat), air ditambahkan pada ikatan
rangkap untuk menghasilkan alkohol. Reaksi ini disebut hidrosi alkena.
Hidrasi
menggunakan Merkuri asetat
Reaksi merkuri asetat Hg(O2CCH3)2
dan air pada alkena disebut oksimerkurasi. Produk oksimerkurasi biasanya
direduksi dengan Natrium borohidrid (NaBH4), suatu rangkaian reaksi
yang disebut demerkurasi. Reaksi ini terdiri dari 2 tahap reaksi yaitu adisi
elektrofilik dari +HgO2OCH4 diikuti dengan
serangan nukleofil H2O.
Proses reaksi
Oksimerkurasi adalah sebagai berikut:
Proses
reaksi Demerkurasi adalah sebagai berikut:
·
Adisi Boran
Diboran (B2H4)
adalah gas beracun yang dibuat dari reaksi Natrium borohidrid dan Boron
trifluorida (3 NaBH4 + 4 BF3 → B2H6
+ 3 NaBF4). Pada larutan dietil eter, diboran terdisosiasi membentuk
boran (BH3). Boran akan bereaksi dengan alkena membentuk organoboran
(R2B). Reaksi ini teridri dari 3 langka reaksi. Dalam masing-masing
tahap, satu gugus alkil ditambahkan dalam boran sampai semua atom hidrogen
telah digantikan oleh gugus alkil. Reaksi ini disebut hidroborasi.
Mekanisme
reaksinya adalah sebagai berikut:
Tahap
1
Tahap
2
Tahap
3
Organoboran
selanjutnya akan dioksidasi menjadi alkohol dengan hidrogen peroksida dalam
larutan basa.
BAB III
PENUTUP
1.
Kesimpulan
DAFTAR
PUSTAKA
Hart
Harold, dkk.2003. Kimia Organik Suatu
Kuliah Singkat Edisi 11. Jakarta : Erlangga.
Pine
Stanley H, dkk. 1988. Kimia Organik 1.
Bandung : ITB Bandung.
Tim
Dosen UPT MKU Unhas. 2009. Kimia dasar 2.
Makassar : UPT MKU.